Bab 14
"Mengapa kamu banyak bicara omong kosong? Intinya adalah menyembuhkan penyakit." Kata Umaya menatap Gawati dengan tenang.
Dari pertama masuk hingga sekarang, mata Umaya tetap tidak meninggalkan Gawati, wanita ini memberi Umaya perasaan yang sangat aneh, perasaan itu tidak jelas, itu semua karena Umaya tidak memiliki perasaan selama ratusan tahun ini.
Yessi agak terkejut pada Umaya, orang muda ini. Di bawah aura yang kuat, dia ternyata masih dapat mempertahankan ketenangan. Yessi mendorong kacamatanya naik kemudian menurunkan pandangannya untuk melihat Umaya. Umaya dengan tegas mengatakan, "Menurut analisis profesionalku, kamu adalah orang yang buta akan kepercayaan diri. Rasa harga diri terhadap diri sendiri terlalu besar, gangguan kepribadian narsis yang khas. Kalau kamu memiliki waktu untuk pergi ke rumah sakit jiwa di kota, aku dapat menggunakan terapi kejut untuk membantumu, mungkin penyakitmu masih ada harapan untuk disembuhkan."
"Haha, " Kata Umaya dengan tertawa. Pada saat yang bersamaan dia melihat Yessi dan berkata, "Menurut analisis profesionalku, wajahmu pucat, kukumu biru, kepala sedikit botak, ini karena kamu melakukan sesuatu terlalu banyak saat kamu masih muda, yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Kalau kamu memiliki waktu untuk pergi ke Jalan Parakan Resik Pusat Pengobatan Tradisional Wawasan, aku dapat menggunakan teknik bekam empat elemen untuk membantu menyesuaikan diri dan kamu akan merasa bahwa efeknya tidak akan seperti sekarang ini!
"Hahaha!" Olivia tidak bisa menahan tawa. Bahkan Gawati pun tidak bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tidak tersenyum.
"Kamu jangan terlalu sombong!" Yessi secara tidak sadar menyentuh kepalanya, daun telinganya merah padam, dia sangat marah dan berkata, "Dalam menghadapi depresi berat, kalau aku tidak berdaya, tidak akan ada yang bisa menyembuhkannya, terlebih lagi itu tidak pantas."
"Benarkah?" Gawati bersandar di sofa selir kekaisaran, dia memandang Yessi dari atas ke bawah dan bertanya, "Aku ingin tahu apakah dr. Yessi memiliki strategi yang baik untuk penyakit depresi berat?"
Saat Yessi ditanya dengan pertanyaan profesional ini, dia segera mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Dia mendorong kacamata berbingkai emas yang ada di pangkal hidungnya dan bertanya, "Aku tidak tahu gejala penyakit klinis apa yang diidap oleh Gawati?"
"Gejala?" Gawati tersenyum getir. dia menengadahkan kepalanya kembali dan berkata dengan sangat lelah, "Banyak, tertekan, tidak nafsu makan, lekas marah, tidak tertarik pada segalanya, dan ini!"
Kata Gawati sembari meregangkan lengan kirinya untuk menggulung ujung lengan bajunya.
Di bawah ujung lengan kirinya, ada pemandangan tragedi yang tak terlupakan, berselang-seling, puluhan bekas luka dengan corak berbeda, di sekujur lengan putih dan lembut seperti akar teratai itu. Tentu saja orang yang melihatnya tidak akan bisa menahan rasa kasihan, orang yang melakukan itu padanya sungguh bertindak sewenang-wenang.
“Ketika merasa sangat tidak nyaman, hanya bisa melukai diri sendiri, dan baru menyadari bahwa diri ini hidup.” Gawati menghela napas dalam-dalam.
Umaya terbiasa melihat orang yang hidup dan mati. Namun, ketika dia melihat bekas luka di lengan Gawati, jantungnya terasa berdetak kencang. Apakah harus membuat orang menyakiti diri mereka sendiri sampai seperti ini?
Umaya menolehkan kepalanya untuk melihat Yessi yang ada di sampingnya. Dia sungguh terkejut menemukan bahwa Yessi sama sekali tidak memiliki penyesalan di wajahnya, melainkan menampilkan raut wajah yang gembira tapi tersembunyi dan tertekan. Hal ini sampai membuat Umaya curiga karena seperti hampir melihat suatu ilusi.
"Yah, kurasa aku bisa menyembuhkannya!" Yessi berdeham sejenak dan berkata dengan penuh percaya diri.
"Oh? Bagaimana rencanamu untuk menyembuhkan aku?" Gawati membetulkan kembali lengan bajunya dan bertanya dengan malas.
"Berdasarkan penyebab penyakit Gawati, aku akan menggunakan sebuah cara berbicara dari hati ke hati untuk mengobati penyakit jantungnya. Selama Gawati dapat memberitahukan aku apa yang dia rasakan di hatinya, maka nantinya akan ada tingkat kepercayaan tertentu dalam menyembuhkan penyakitmu. Paling tidak, dapat mengurangi gejalanya." Kata Yessi dengan amat lancar.
Gawati tersenyum saat mendengar kata-kata tersebut. Dia memiringkan kepalanya dan berkata, "Tapi, bagaimana kalau aku tidak mau memberitahukanmu alasannya?"
"Tidak ingin memberitahukan aku apa alasannya?" Yessi tidak mempercayai telinganya, dia mendorong kacamatanya dan berkata, "Lalu, bagaimana aku bisa menyembuhkanmu? Tidak ada dokter di dunia ini yang bisa menyembuhkan depresi tanpa mengetahui penyebabnya! Seharusnya aku tidak mengundangmu untuk datang jika aku tahu kamu bermain trik seperti ini."
"Kalau begitu, maafkan aku dokter, antar dokter ini keluar!" Gawati berbaring di tempat tidur mewahnya. Dia perlahan-lahan menutup matanya dan sama sekali tidak ingin mendengar omong kosong lagi.
"Begini, Gawati, tidak mudah bagi dr. Yessi untuk datang kemari, kamu ...." dokter itu terlihat sangat malu dan berkata dengan gemetar.
"Maaf, aku tidak dapat memberi tahu siapa pun mengapa aku sakit!" Gawati menatap Umaya dan berkata, "dr. Umaya ini, apakah kamu harus tahu alasan mengapa aku bisa sakit?"
Umaya melambaikan tangannya dan berkata, "Tidak, biarkan aku memeriksa denyut nadimu dan tubuhmu akan memberitahuku secara alami."
"Oh? Ini adalah dokter pertama yang berani mengatakan demikian." Gawati tersenyum dengan tiba-tiba.
Saat dia berbicara demikian, Gawati mengulurkan tangannya dan meletakkannya di hadapan Umaya, aroma seperti musk dan anggrek dengan segera menembus hidung Umaya. Aroma itu sama sekali tidak berbau sintetik kimia, tapi lebih seperti deodoran alami.
Hati Umaya berdebar, tetapi dia tetap mengulurkan ketiga jarinya dan bertumpu pada pergelangan tangan Gawati. Dengan perlahan menutup matanya, merasakan denyut nadinya.
"Cih, pernahkah mendengar pengobatan tradisional dapat mengobati depresi? Pengobatan tradisional malah tidak tahu apa itu depresi!" kata-kata Yessi sangat menghina setiap gerakan yang dilakukan oleh Umaya.
Hati Olivia benar-benar sangat kacau saat ini, dia berharap Umaya hanya membodohi dirinya sendiri, tetapi di sisi lain dia berharap Umaya bisa menyembuhkan penyakit Gawati.
Umaya membuka matanya setelah beberapa saat dan hanya mengucapkan dua kata, "Bisa disembuhkan!"
"Bagaimana cara menyembuhkannya?" tanya Gawati.
"Hanya di pijat saja sudah cukup!" Kata Umaya.
"Sial, pijat bisa menyembuhkan depresi? Kamu berani mengatakan hal seperti itu? Kamu tidak tahu penyebab sakitnya apa, tapi kamu berani membual bahwa kamu bisa menyembuhkan depresi? Tahukah kamu mengapa banyak orang di luar negeri menyebut pengobatan obat tradisional itu santet? Itu semua karena orang penipu macam kamu yang tak tahu malu telah merusak nama leluhur kami ...." Yessi menghampiri Umaya dengan marah dan menampar kepala serta wajahnya.
Umaya menatapnya dengan dingin, lalu tiba-tiba mengulurkan jarinya seperti kilat dan tepat berada di titik akupuntur Yamen yang berada di belakang kepala Yessi.
Yessi terkejut, dia membuka mulutnya untuk mengutuk, tetapi kenyataannya dia tidak bisa bicara sama sekali.
"Uh ... uh ...." Yessi membuka mulutnya, wajah lembut dan cantiknya itu memerah dan hatinya penuh ketakutan.
“Tenanglah, jangan membentak di sebelahku. Ketika aku punya waktu luang, aku akan menghilangkan titik akupuntur milikmu ini dengan sendirinya.” kata Umaya dengan tenang bahkan tanpa memandangnya.
Langkah ini membuat semua orang di ruangan itu tertegun.
"Nona Gawati, kamu menderita korosi hati. Hal ini menyebabkan stagnasi di dada dan tulang rusuk. Dalam pengobatan barat, itu biasa disebut dengan depresi berat. Dalam pengobatan tradisional, itu berarti kamu memiliki meridian yang tersumbat. Aku akan menggunakan keterampilan pijat 'teknik pijatan tangan tasbih' untuk membuka meridian hati dan stagnasi antara dada dan tulang rusuk sedikit demi sedikit. Kita lihat apakah itu depresi atau tidak, itu akan sembuh sendiri dan tentu saja jangan tanya apa penyebabnya. Sebaliknya, kalau kamu hanya menggunakan pengobatan barat untuk berbicara dan mengobati, tubuhmu akan menjadi stagnan. Meskipun hingga ratusan tahun, itu pasti tidak akan berpengaruh. Itulah sebabnya pengobatan barat disebut depresi penyakit mematikan.” Umaya menoleh dan menatap Yessi dan berkata menjelaskan.
Yessi bimbang, jelas ingin membantah dengan putus asa, tetapi dia tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali dan hampir pingsan karena tergesa-gesa.
"Tolong orang tidak berkepentingan keluar sebentar, saya akan memijat Gawati.” Perintah Umaya lagi.
"Apakah aku harus keluar juga?" Tanya Olivia.
"Terserah, tapi kusarankan kamu tetap keluar." Kata Umaya.
"Huh, siapa yang peduli?" Olivia mendengus dan meninggalkan ruangan bersama dua orang lainnya, menutup pintu di belakang mereka.
Tiba-tiba hanya ada Umaya dan Gawati yang tersisa di dalam ruangan.
"Gawati, berbaringlah di depan tempat tidur!" Kata Umaya sembari menggulung ujung lengan pakaiannya.
“Harus buka baju?” Tanya Gawati dengan cuek sambil berjalan menuju tempat tidur.
"Terserah!" Umaya bahkan lebih hati-hati dalam menjawab.
Gawati terdiam, dengan tiba-tiba Umaya memberikan jawaban seperti itu, pria mana yang tidak ingin melihat detail tubuh seorang wanita? Pria kecil di depannya benar-benar berkata "terserah kamu"?
Gawati mau tidak mau menatap Umaya dengan serius. Dia terkejut saat mengetahui bahwa dokter kecil di hadapannya itu tampak muda, tetapi matanya dewasa dan canggih. Mata yang dalam itu sepertinya bisa melihat melalui segala sesuatu di dunia ini.
"Pria kecil yang istimewa!" Gawati menghela napas dalam hati, dia masih berbaring di tempat tidurnya yang luas dengan masih berpakaian. Karena Umaya mengatakan bahwa mengenakan pakaian tidak masalah, Gawati secara alami tidak dapat mengambil inisiatif untuk membuka pakaian.
Namun, meski dengan menggunakan pakaian, sosok indah Gawati tiba-tiba muncul di hadapan mata Umaya, terutama di bagian leher yang memperlihatkan kulit putih dan berminyak serta sentuhan korset lavender, di ruangan yang mewah dan anggun ini, memancarkan daya pikat yang luar biasa.
Umaya merasa gelisah dalam sekejap.
Kitab Suci Pengobatan Misterius, Umaya berhasil menekan kegelisahan tubuh, merentangkan tangannya dan membantu kaki putih halus milik Gawati. Mulai dari kaki, terus ke atas, terus memijat hingga terbuka.
Saat Umaya menyentuh kaki gioknya, Gawati pun menjadi gemetar.
