Bab 4
“Oke, sebentar lagi akan siap!” Alika mengangkat jarinya dan berkata sambil bercanda.
Eluh menatap punggung Alika dan tersenyum. Fokus pada antusiasme gadis kecil ini, pilihannya tidak akan salah, apalagi dia memiliki sebagian besar ramuan yang dia butuhkan untuk tahap latihan fisik di sini, jadi mudah untuk menggunakannya.
Dengan membawa kopernya, Eluh pergi ke kamar di utara, hanya memiliki luas tujuh atau delapan meter persegi, dingin dan lembab.
Namun, di kehidupan sebelumnya Eluh juga sering berkultivasi di gua-gua dan tidak terlalu banyak persyaratan tentang lingkungan dia hidup, kuncinya adalah energi spiritual, hanya saja, energi spiritual di alam manusia pada umumnya tipis. Karena tampaknya selama dalam tahap latihan fisik, satu-satunya cara untuk meningkatkan alam adalah dengan mengandalkan herbal.
Segera setelah ia mengemasi barang bawaannya, terdengar ketukan di pintu.
"Alika? Silakan masuk!" Sambut Eluh.
Alika masuk dengan semangkuk mie daging yang masih mengepul, dia kemudian meletakkannya dengan tergesa-gesa di atas meja sembari mencubit daun telinganya yang kemerahan dan berseru, "Wow, panas sekali."
Eluh tersenyum melihat penampilannya yang lincah dan tiba-tiba kehidupan duniawi pun tampak menyenangkan.
"Bang Umaya, makanlah!" Alika duduk di seberang bangku Eluh dan berkata sambil mengayunkan kedua kaki kecilnya yang putih lembut dan hanya mengenakan sandal, "Saat kamu tidak sadarkan diri, aku membaca surat-suratmu, namamu adalah Umaya Haryanto, bukan?"
"Hmm? Ya, benar!" Eluh tercengang, benar, mulai sekarang nama Umaya Haryanto harus digunakan.
Namun, Umaya Haryanto ya Umaya Haryanto, nama tersebut hanyalah sebuah kode, mulai sekarang dia akan menggunakan nama Umaya Haryanto.
Umaya makan mie tersebut menggunakan sumpit, dimasukkan ke dalam mulut. Sudah bertahun-tahun lamanya sejak menjadi biksu, dan gigitan makanan ini adalah makanan duniawi pertamanya setelah bertahun-tahun lamanya dia tidak memakannya.
"Apakah lezat? Bang Umaya?" Mata Alika cerah dan kepalanya dimiringkan sedikit.
"Enak, hehe! Ini mie terenak yang pernah aku makan." Umaya menikmati mie yang enak sembari berbincang dengan Alika. Suasana gadis muda itu membuat hati Umaya yang telah diam selama ratusan tahun perlahan menjadi hidup.
"Bang Umaya, apakah kamu benar-benar tahu Teknik Bekam Empat Elemen? Aku dengar teknik itu telah lama hilang!" Alika bertanya dengan mata berbinar-binar dan penuh rasa ingin tahu.
Umaya berhenti memakan mienya, "Alika, apa yang kamu pelajari?"
"Belajar pengobatan tradisional!" Alika membungkukkan kepalanya dan mengatakannya dengan sungguh-sungguh.
“Pengobatan tradisional China saat ini sedang mengalami penurunan, sementara saat ini ayahmu pun sedang berjuang untuk bertahan hidup, kenapa dia membiarkanmu mempelajari pengobatan tradisional China?” tanya Umaya dengan minat yang besar.
Alika sedikit cemberut, seolah-olah itu memang sudah menjadi kebiasaannya. Alika pun berkata sambil menghela napas, "Bang Umaya, jangan melihat Ayahku seolah-olah dia arogan dan lemah, tapi kenyataannya, Ayahku sudah mengalami masa-masa sulit selama ini. Aku dibesarkan tanpa Ibu, selama ini hanya Ayah yang membesarkan aku. Banyak orang menyarankan pada Ayah untuk menutup klinik dan beralih ke hal lain, tapi Ayah mengatakan bahwa pengobatan tradisional adalah harta karun yang ditinggalkan oleh para leluhur kami, kami tidak boleh membuang warisan tersebut."
Alika melanjutkan bicaranya setelah jeda sejenak, "Lagipula, Bang Umaya, aku akan menceritakannya padamu. Keluarga kami sudah turun temurun mempraktekkan pengobatan tradisional, hanya saja, saat terjadi bencana 10 tahun yang lalu, Kakekku dipukuli karena dianggap sebagai pengganggu dan karena kemarahannya, dia membakar semua buku-buku pengobatan keluarga dan melarang Ayahku untuk mempelajari pengobatan tradisional. Ayahku mempelajari semua keterampilan medisnya yang setengah-setengah itu seorang diri. Ketika aku kuliah, Ayah hanya mengizinkan aku untuk mengambil jurusan pengobatan tradisional. Ayah mengatakan bahwa dia ingin aku merevitalisasi pengobatan tradisional suatu hari nanti dan memasang kembali papan nama Pusat Pengobatan Tradisional Wawasan."
Mata Alika berkaca-kaca saat dia mengucapkan kata terakhir.
Umaya menganggukkan kepalanya dan berkata, "Benar, Alika, belajarlah dengan sungguh-sungguh, pengobatan tradisional itu luas dan mendalam, kamu akan memperoleh manfaat besar nantinya di masa depan."
"Bang Umaya, apakah kamu bisa mengajariku teknik bekam empat elemen?" Tanya Alika dengan hati-hati.
"Tentu saja, aku kini bagian dari Pusat Pengobatan Tradisional Wawasan. Kamu adalah bosku, bos ingin belajar, mana berani aku tidak mengajarinya?" Umaya membuat lelucon langka.
Bahkan, ketika Umaya mengatakan hal ini, dia juga merasa sedih, fakta bahwa Sekte Obat Misterius didirikan tiga ribu tahun yang lalu, ketika pengobatan tradisional masih dalam masa jayanya. Tidak heran kalau pengobatan tradisional, yang telah berjasa besar selama ribuan tahun itu telah jatuh ke dalam keadaan seperti itu, dan masih banyak orang dengan motif tersembunyi yang menyerukan penghapusan pengobatan tradisional. Hal inilah yang membuat Umaya merasa marah.
Mungkin kali ini, dengan keberuntungan, dia akan terlahir kembali di klinik pengobatan tradisional, sudah saatnya pengobatan tradisional dihidupkan kembali di tangannya sendiri.
Jangankan Alika, siapa saja yang tertarik dengan pengobatan tradisional pasti ingin belajar teknik bekam empat elemen. Umaya pun tidak akan segan-segan mengajarkannya, karena nantinya hal ini akan sangat bermanfaat, bukan?
"Hehehe, bagus sekali!" Alika menangis bahagia.
Di kamar sebelah, Kuncara berteriak, "Alika, mengapa kamu tidak kembali ke kamarmu dan tidur?"
Alika meringis kemudian tertawa kecil bersama dengan Eluh.
"Bang Umaya, istirahatlah, aku pergi dulu." Kata Alika seraya bangkit dan saling menepukkan tangan kecilnya.
"Baiklah!" Kata Umaya sambil tersenyum.
Namun, setelah Alika pergi, Umaya tidak beristirahat, tetapi pergi ke klinik depan dan mengambil obat herbal sesuai resep yang ada di pikirannya.
Klinik ini memiliki peralatan modern untuk memasak obat tradisional. Umaya mengutak-atiknya selama beberapa saat, mencari tahu, menyalakannya dan menuangkan obat tradisional tersebut ke dalam peralatan tersebut.
Setelah merebusnya selama lebih dari satu jam, Umaya kembali ke kamarnya dengan semangkuk obat tradisonal.
Dia duduk berlutut di tempat tidur, melihat ke atas, lalu meminum semua obat yang berwarna merah itu.
Dengan segera, dia menutup mulutnya dan diam, lalu membaca dalam hati Kitab Suci Pengobatan Misterius.
Kitab suci pengobatan misterius ini memiliki tujuh tingkatan, yaitu peringkat pelatihan napas, peringkat pembangunan fondasi, peringkat obat mujarab emas, peringkat bayi, peringkat transformasi dewa, peringkat bencana penyeberangan, peringkat keabadian sejati.
Namun, sebelum kultivasi yang sebenarnya, Umaya harus menghilangkan limbah dan stagnasi yang terakumulasi dalam tubuh ini, lalu membuka meridian dengan bantuan kekuatan obat. Tahap ini seharusnya sangat singkat, Umaya menyebutnya sebagai tahap latihan fisik. Pada tahap ini, dibagi menjadi tiga tatanan, surga, bumi dan manusia. Dengan setiap tahap, ada lompatan kualitatif dalam fisik tubuh dan hanya ketika seseorang berkultivasi dalam satu hari, dia sudah dapat membuat perubahan langkah besar.
